Gara-gara satu untai kabel tersambar petir, tujuh negara bagian di Amerika Serikat dan 2 provinsi di Kanada gelap Gulita. Peristiwa yang terjadi di tahun 1996 ini telah menjadi bagian gelap yang tidak terlupakan dari sejarah perlistrikan di Amerika Serikat. Ketika itu sebuah jalur listrik di Oregon gagal mengalirkan listrik sebesar 1300 megawatt, akibatnya listrik ini harus dialirkan lewat jalur-jalur listrik kecil lain yang ada disekitarnya. Nah jalur listrik kecil ini tidak disiapkan untuk mengalirkan listrik sedemikian besar, akibatnya jalur listrik ini ikut gagal pula. Dampaknya adalah sebuah relay listrik sejauh 115 kilometer dari tempat tersebut menjadi gagal dan memadamkan listrik di tujuh negara bagian AS dan dua provinsi di Kanada!
Dalam teori Chaos (suatu cabang fisika/matematika yang mempelajari sistem-sistem yang tidak linear seperti sistem ekonomi , sistem jejaring listrik dan lainnya) fenomena seperti ini disebut fenomena “kegagalan beruntun” (cascading failure). Pada suatu sistem jejaring (sistem yang terdiri dari banyak jaringan yang terkait satu sama lain) kemacetan di suatu titik penting akan akan mempengaruhi keadaan titik-titik lain. Jika kemacetan di suatu titik tidak terlalu parah, beban macet ini masih dapat didistribusikan lewat titik-titik lain, lalu lintas masih bisa dikendalikan. Namun kalau kemacetan ini sangat parah (penambahan beban di satu titik sangat besar), titik-titik lain tidak mampu menampung beban ini, akibatnya terjadilah “kegagalan beruntun” yang kita kenal dengan macet total.
Fenomena beruntun banyak terjadi pada berbagai sistem jejaring di alam ini seperti jejaring transportasi, jejaring listrik, jejaring atau rantai makanan dalam suatu ekosistem, jejaring internet, jejaring organ-organ tubuh, jejaring ekonomi, jejaring politik, jejaring sosial dan lainnya. Pada sistem jejaring ini penghilangan atau kemacetan pada beberapa titik yang bervolume cukup besar (walau tidak dominan) dapat memberikan dampak luar biasa yang mengganggu keutuhan keseluruhan sistem. Orang bisa meninggal karena sakit gigi (bukan giginya yang membuatnya langsung meninggal. tetapi efek beruntun dari sakit giginyalah yang membuat ia meninggal).
Fenomena beruntun pada sistem jejaring yang merupakan bagian dari suatu sistem yang tidak linear (non-linear system) ini telah menjadi perhatian teori Chaos sejak lama. Dalam teori Chaos dikenal suatu pameo “kepakan kecil sayap kupu-kupu di satu tempat dapat menciptakan badai dahsyat di tempat yang lain”.
Dalam jejaring ekonomi, fenomena beruntun ini sering kita amati. Beberapa ekonofisikawan (ahli fisika ekonomi) telah melaporkan bahwa penyebab krisis negara-negara asia termasuk Indonesia di tahun 1997 merupakan efek beruntun dari kegagalan sistem ekonomi di beberapa titik (bahkan ada yang menghubungkan ini dengan kegagalan ekonomi di Amerika Serikat dan meksiko 2 tahun sebelumnya). Contoh lain adalah ketika sistem ekonomi di Amerika Serikat mengalami krisis, maka buruh di Chinapun mengalami krisis, banyak pabrik di China tutup (pabrik-pabrik ini kehilangan pasar untuk melempar produknya).
Kejadian-kejadian krisis ekonomi dan moneter seperti beberapa kasus di atas tidak dapat diterangkan dengan pandangan linear saja. Orang harus melihat kegagalan beruntun (cascading failure) ini terjadi akibat suatu jejaring ekonomi yang saling kait mengkait secara kompleks. Dalam ekonomi global dimana satu lembaga atau institusi sangat terkait dengan lembaga atau institusi lain, krisis ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Dalam fenomena Bank Century, kita melihat beberapa hal menarik ketika kita membuat suatu sistem jejaring dari pergerakan harga saham-saham di Bursa efek.
Gambar diatas adalah hasil analisa ekonofisika dari pergerakan harga saham Bursa efek per Juli 2008. Pada analisa ini kami mengukur “jarak” suatu saham dengan saham lain. Yang dimaksud “jarak” disini adalah seberapa jauh pengaruh (korelasi) suatu saham terhadap saham lain. Semakin besar pengaruhnya semakin dekat “jarak”nya. Misalnya saham MEDC lebih dipengaruhi oleh saham ANTM dibandingkan oleh saham APEX karena itu pada gambar jarak antara MEDC lebih dekat ke ANTM dibandingkan ke APEX.
Telah menjadi pengetahuan umum bahwa pergerakan harga saham-saham (dalam hal ini berkorelasi dengan pergerakan harga Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) menjadi salah satu indikator terpenting untuk mengukur iklim investasi secara makro, relatif terhadap berbagai indikator ekonomi lainnya, seperti perbedaan kurs Rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan penduduk perkapita, tingkat konsumsi dan lain-lain. Gangguan pada pergerakan IHSG cenderung berpotensi mengganggu persepsi psikologis atas iklim investasi di tanah air.
Dari analisa di atas, kami melihat bahwa hingga pertengahan tahun 2008, pergerakan harga saham Bank Century (BCIC) berkorelasi tinggi atau sangat mempengaruhi saham-saham yang berhubungan dengan perbankan. Pada gambar diatas terlihat bahwa pergerakan saham Bank Century berkorelasi kuat dengan pergerakan saham Bank Niaga (BNGA) yang merupakan anchor korelatif kelompok (cluster) saham-saham perbankan. Dalam hal ini, pergerakan harga saham Bank Century menjadi penting, karena pada masa itu pula, Bank Niaga mengalami dinamika fundamental yang cukup tinggi yakni proses merger dengan Bank Lippo dan perubahan kepemilikan saham oleh CIMB, sebuah bank terkemuka di Malaysia.
Di sisi lain, survey yang pernah dilakukan oleh Surya Research International (SRI) di BEI (2006) menunjukkan bahwa lebih dari setengah (58%) investor di sekuritas yang aktif sangat mudah dipengaruhi oleh dinamika fundamental pasar. Ini merupakan situasi yang menunjukkan bahwa “kegagalan” atas ekspektasi pergerakan harga saham Bank Century berpeluang memberikan dampak-dampak yang buruk secara beruntun pada pergerakan indeks komposit bursa (IHSG).
Bisakah kita memprediksi krisis secara pasti (100%)? Teori chaos menjawab dengan tegas: tidak. Namun teori Chaos (analisa ekonofisika) dapat membantu melihat skenario-skenario mana yang berpeluang lebih besar menimbulkan krisis dan mana yang tidak. Dengan melihat berbagai skenario ini kita dapat memilih skenario mana yang dapat mengurangi atau menghentikan merebaknya kegagalan beruntun dari sistem makroekonomi. Ini yang terjadi pada kasus bail-out Bank Century. Ia memang bukan termasuk bank yang secara sistemik dominan seperti Bank Mandiri, BCA, dan lain-lain, namun ia memiliki potensi untuk memberikan dampak sistemik yang beruntun mengganggu kehidupan ekonomi secara makro.
Hokky Situngkir/peneliti ekonofisika & Prof. Yohanes Surya Ph.D